Senin, 16 Januari 2012

Orang Bodoh VS Orang Pintar

Habis baca" nih di mbah google, akhirnya nemuin artikel ini. Silahkan dibaca. semoga dapat pencerahan :)

Orang Bodoh VS Orang Pintar

Orang bodoh sulit dapat pekerjaan, akhirnya dia wirausaha, dan menjadi pebisnis. Agar bisnisnya berhasil, tentu dia harus merekrut orang pintar. Walhasil bosnya orang pintar adalah orang bodoh. Orang bodoh jadi majikan, orang pintar jadi karyawan.

Orang bodoh sering melakukan kesalahan, maka dia merekrut banyak orang pintar yang tidak pernah salah untuk memperbaiki yang salah. Walhasil orang bodoh memerintahkan orang pintar untuk urusan kesalahan dan keperluan orang bodoh. Orang bodoh jadi komandan, orang pintar jadi suruhan.

Orang pintar belajar untuk mendapatkan ijazah untuk selanjutnya mendapatkan pekerjaan. Orang bodoh berpikir secepatnya mendapatkan uang untuk membayari proposal yang diajukan orang pintar. Orang bodoh jadi pengusaha, orang pintar jadi pekerja.

Orang bodoh tidak bisa membuat teks pidato, maka di suruh orang pintar untuk membuatnya.
Orang bodoh layaknya susah untuk lulus sekolah hukum, karena itu orang bodoh memerintahkan orang pintar. untuk membuat peraturan dan undang-undang, untuk kepentingan kebodohan orang bodoh. Orang bodoh jadi juragan, orang pintar jadi pelayan.

Orang bodoh biasanya jago cuap-cuap jual omongan, sementara itu banyak orang pintar percaya. Tapi selanjutnya para orang pintar menyesal, karena telah mempercayai orang bodoh. Tapi toh saat itu sudah telambat dan kepalang tanggung, karena orang bodoh sudah berada diatas. Orang bodoh gembira, orang pintar kecewa.

Orang bodoh berpikir pendek untuk memutuskan sesuatu, yang dipikirkan panjang-panjang oleh orang pintar. Walhasil orang-orang pintar menjadi stafnya orang bodoh. Orang bodoh jadi atasan, orang pintar jadi bawahan.

Saat bisnis orang bodoh mengalami kelesuan, dia memutuskan hubungan kerja para orang pintar yang berkerja untuknya. Tapi para orang pintar beramai-ramai melakukan protes dan unjukrasa. Walhasil para orang pintar meratap-ratap kepada orang bodoh, agar tetap diberikan pekerjaan atawa pesangon yang lumayan. Orang bodoh jadi junjungan, orang pintar jadi pesakitan.

Tapi saat bisnis orang bodoh maju, orang pinter akan menghabiskan waktu untuk bekerja keras dengan hati senang, sementara orang bodoh menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dengan kegemaran dan keluarganya. Orang bodoh bahagia, orang pintar menderita.

Mata orang bodoh selalu mencari apa yang bisa dijadikan uang. Mata orang pintar selalu mencari kolom lowongan perkerjaan di koran. Orang bodoh punya perusahaan, orang pintar yang dipekerjakan.

. . .

Thomas Alfa Edison, Hendri (Ford), Onasis, Bill Gates (Microsoft), Dell,
Liem Siu Liong (BCA group), dan juga termasuk Tommy Suharto,
adalah para orang bodoh, yang tak pernah menggondol gelar sarjana, tapi kaya. Ratusan, ribuan, bahkan ratusan-ribu orang pintar bekerja untuk mereka. Dan jutaan jiwa keluarga orang pintar bergantung pada orang bodoh.

PERTANYAAN :

Jadi mendingan jadi orang pintar atau orang bodoh???
Pintaran mana antara orang pintar atau orang bodoh???
Terpandang mana antara orang pintar dan orang bodoh???
Susah mana antara orang pintar dan orang bodoh???

KESIMPULAN :

Jangan lama-lama jadi orang pintar, makin lama makin tak sadar bahwa dirinya telah dibodohi oleh orang bodoh. Jadilah orang bodoh yang pintar, daripada jadi orang pintar yang bodoh.
Kata kunci untuk kebodohan ini adalah "resiko" dan "usaha",
karena orang bodoh berpikir pendek maka dia bilang resikonya kecil, selanjutnya dia berusaha agar resiko betul-betul kecil.
Orang pintar perpikir panjang maka dia bilang resikonya besar, untuk selanjutnya dia tidak akan berusaha mengambil resiko tersebut, dan akhirnya mengabdi kepada orang bodoh.

1 komentar: